Bilur Sangkala Sekujur
Kepak sayap
terlanjur patah
diuntai
darahku mengalir percuma
dulu hinggap
lama larut buang masa
kini meronta,
meratap
api telah
padam tinggal asap
Langkah kaki
terlanjur angah
merantai
setumpuk sesal berjubal
hiruk-pikuk
bebani titian
campur dosa
musim lalu kian masak
tak terkejar
meski aku meluru
badai
menerjang di empat penjuru
Genggam
tangan terlanjur repih
memunguti
serpih mimpi di jerami
berlumuran
sampah dari jejak terbuang
merangkul
menarik berat pedati
terpenuhi
luapan bunga berguguran
Segala napas
selira terlanjur buncah
silam
menyayatku hingga ia beraja
lukaku
semakin membalur
dicambuk
sangkala kian tersungkur
Bilur Sangkala Sekujur <== nyaris gk bisa komen, puisinya mantabs mas Rachmat....
ReplyDelete