Yang Terbaik Untuk Ibu

Apa yang bisa kita berikan untuk Ibu kita, seberapun besar hal itu, kita tak akan menyamai kasih sayangnya, Mungkin Puisi ini bisa sebagai kalimah yang tak akan bisa diungkapkan.

Sunday, 29 April 2012

SURAT RINDU

Surat Rindu Sepucuk surat kutuliskan Dengan tinta peluh kerinduan Kulipat dengan begitu hangat Semua isi hatiku sudah tersirat Meski tangisku semakin lebat Bacalah dengan mata hati Hanya berisi seuntai kalimat Namun sesak berjuta hasrat Hanya sepatah salam yang kuberi Namun mewakili semua mimpi Kukirimkan kata ini melalui angin Kugetarkan suaranya hilangkan dingin Meski bersua mu terlampau ingin Ku hanya bisa menatapmu melalui...

Tuesday, 24 April 2012

KAU DOAKU

Kau Doaku seperti apa sebuah puisi mampu membaitkanmu seperti apa sebuah hikayat mampu mengisahkanmu seperti apa sebuah lagu mampu melantunkanmu masih tak ada seribu lukisan ditorehkan tak mampu menggambarkanmu seribu lirik dituliskan tak mampu mewakilimu seribu bahasa dilahirkan tak mampu mengartikanmu masih tak bisa kucoba merenungkanmu tak nampak bayangmu kucoba memikirkanmu tak nampak ilhammu kucoba memimpikanmu tak...

ELEGI BIMBANG

Elegi Bimbang Terjatuhku berdiri di ambang Tersandung aku terb...

Saturday, 21 April 2012

NISAN JIWA

Nisan Jiwa aku terpahat di batu yang rusuh terukir dalam nisan yang berdebu aku terpaku dalam di tembok retak terkubur dalam di tanah yang berkerak tercetak oleh riasan sang malam terlukis dari warna suram aku hidup dalam balutan salju tapi batinku penuh bara di tungku aku berjalan di atas padang sejuk tapi penuh duri menusuk aku lelap dalam selimut lembut tapi bermimpi perang berkabut aku berteriak dalam hampa dengan suara tanpa...

Thursday, 12 April 2012

PERIH ITU MENGUKIRMU

Perih Itu Mengukirmu Tak akan ku timang engkau Dalam buaian sejuk di atas awan Melainkan ku tanam dalam di bumi Agar kau mampu berdiri Bersanding dalam gelap terang dunia Berjalan melampaui meski tertatih Melewati jembatan kehidupan Yang terkadang kejam tak terelakkan Cintaku bukan untuk menyuapimu nikmat Dalam sejuta harap yang kau pahat Tapi ku bekali kau hikmah Agar kau menunduk penuh sahaja Memandang dengan penuh syukur Limpahan...

RISAU 2

Risau 2 Berlariku dalam gelap di hutan Sepi merasuki kebisingan hati Tersadar masih bisu Jalan semakin buntu Setapak sudah tak nampak Jalan tikus sudah hangus Masih aku di gelap hutan Lebat hati semakin rusuh Dikotori cermin masa depan Kian saja bertambah rentan Seperti pasar semakin gaduh Hatiku berisik Tak mau terusik Semakin terbawa masuk kedalam Banyak setan nampak pahlawan Menggoda dengan janji dewa Aku terperangah Malu...

Tuesday, 10 April 2012

SENJA DI BUKIT KALBU

Senja Di Bukit Kalbu Masih saja terngiang tuturmu Kala rindu meresapiku penuh binar Elok surya bercermin matamu Hingga fajar tak juga pudar Kini mentari itu telah sepi Panasnya sudah tak membumi Alunanmu kini hanya lirih Meretakkan jantung dengan perih Mentari itu semakin pergi Terpuruk menghentakkan sunyi Biasmu pun tak nampak lagi Lukaku bak merobek pelangi Semakin jauh mentari berlari Menghujani dengan pekat menjerat Tak...

Monday, 9 April 2012

LAMPU BISU

Lampu Bisu kau sempurnakan cintaku dari rindu yang menjeratku kau tenangkan amarahku dengan sejuta empatimu kau padamkan jiwa iblisku dengan basuhan air sucimu kau sabdakan pandikamu kala aku berjalan keliru begitu jelas nampakmu meski sering ku ingkari itu masih juga sadarmu ketika tau aku adalah batu tak kunjung habis baramu meski beku dinginku lagi, masih saja ada hatimu meski senyap aku melihatmu aku bagai lampu ...

HILANG PARAS

Hilang Paras panas menyambar dalam peluh suara berbisik dengan gaduh mereka seperti sok tau menyambar dan menganggap benar bising yang acap terdengar mereka padamkan lampu tapi bak melihat dengan binar layaknya semua semakin rancu cahaya hanya dalam mimpimu kala tutup rapatnya mata semua dosa ikut terbawa panas menyengat lebih hangat semua seperti batu padat keras untuk dihancurkan hitam terlampau pekat putih tampak diluar...

Thursday, 5 April 2012

AKHIR DUSTA

Akhir Dusta dustaku nampak sungguh parasmu yang menarik mengadu jemari lentik elok menari lirik berbinar mata pelangi kau bak ratu sang dewi masih berdusta aku di malam saat kau menghangatkan kelam sayapmu sutra dari sulam lembut bisik menyelimuti kembaliku pada mimpi masih jauh aku dusta nampakkan luhur ayumu santun sayu kau bersuara mengalun suci ke hulu sungguh yang ini kala mulutku panas terkunci dusta meleleh jauh...

RENTAN

RENTAN dunia ini sudah buntu pikiranku semakin membuat keruh suntuk terpahat di batu risau tak juga luruh bukit semakin tinggi mentari sudah tak panas lagi aku masih tak terbangun mimpi kelam beruntun hingar sudah sekitarku masih sunyi kedalamanku aku berkaca pada cermin angin hambar pandanganku dingin rusuh sudah telingaku beriak pada kata kalbu bangsat pula punya teman membawa air di halaman tapi dibuang di depan...