Aku Dan Gemuruh Batu
Terentang tatap
langit berbatu
Mengabadikan hati pada angin berserak
Teriak kerongkonganku
basah darah
Mengacak,
mengoyak jiwa renta
Mencabik,
bajik nurani berkaca
Sekitar berontak
melumat pandang
Apa ini
tundunan ingkar tersemai
Ramai bebani
kaki tua melanglang?
Ah!
sebelumnya aku juga patung
Tanpa rupa,
di dalam berrongga
Telentang tatap
langit berbatu
Ragaku usang
dimaki mentari
Tercecer dikoyak
srigala pagi
Belulang kering
di setumpuk abu
Biar! biar
bayangku menculikku
Jadi arang sekali-lalu pergi
Jadi arang sekali-lalu pergi
0 comments:
Post a Comment
tulisakan komentar dengan sopan.