Yang Terbaik Untuk Ibu

Apa yang bisa kita berikan untuk Ibu kita, seberapun besar hal itu, kita tak akan menyamai kasih sayangnya, Mungkin Puisi ini bisa sebagai kalimah yang tak akan bisa diungkapkan.

Cinta Itu Sederhana

Kadang kita terlalu berlebihan menanggapi cinta seolah bisa merubah kita menjadi dewa, dan sering juga terlalu menangisi jika sakit karenanya. Cinta tak pernah sesulit itu.

Tempat Terindah Wanita

Seharusnya mereka berada di sisi terhangat dunia.

Sujud-sujud untuk Cinta

Cinta tak jarang membuat kita salah arah, cinta kadang terlalu berlebihan berada dipuncak melebihi segalanya. Sejenak saja puisi ini mencoba mengajak untuk mensujudkan cinta dihadapanNya.

Wanita Tanpa Pilihan

Banyak yang menganggap mereka sebelah mata, puisi ini mencoba merambah sisi dari lubuk hati paling dalam dari wanita-wanita senja.

Friday 25 May 2012

RISAU 3



Risau 3

Tenggalamku di lautan mengambang
Bernafas dalam beriak darah
Tak menapakkan kaki di dasarnya
Hanya terjerat ombak menghina

Makin dalam saja aku di palung
Mentari tak juga menggapai relung
Dingin sudah pilu ku resapi
Gemuruh arus kian manjadi

Terlalu jauh ku gapai daratan
Tapi takut juga jurang lautan
Berenang dalam kegelapan
Atau termenung dalam pusaran

Lebur sudah hawaku
Rabun kian jalari pandangku
Menyambut lentera sendiri
Atau bersama keji sanubari

Aku telah hilang dalam badai
Bayangku telah semu terbelai
Alunan menuju dosa ramai
Atau menunggu pahala tersemai

Biarlah tergenapi risauku
Dalam gelombang suram menuntunku



Catatan :
sejauh ini "Risau" yang tergambarkan dari kehidupan nyata penulis teridi dari 3 sekuel :
sekuel pertama Risau 
sekuel kedua Risau 2
sekuel ketiga Risau 3
silahkan klik masing-masing judul untuk membacanya. Trima Kasih.

HIJAU UNTUK PUTRI



Hijau Untuk Putri

Aku berjalan di padang hatimu
Menapaki hijau asmara berdua
Hingga mentari telah jemu
Dan senja resah tiada

Kuhirup sayup-sayup nafasmu
Berderu bercampur deru ilalang
Bersatu dalam setapak kalbu
Hingga rerumputan asyik berbincang

Kudengar gemercik air di tuturmu
Mengalun mendamaikan hati bebalku
Sungguh irama dalam siang syahdu
Meresapi tebaran bunga merindu

Kutatap elok pelangi di matamu
Menentramkan pandang rusuhku
Menunjukkanku jalan tanpa banyang
Bak dedaunan yang kian membentang

Jagalah safana dalam jiwamu
Ladang untuk menggembala hatiku
Hingga menuai ceria dalam senja
Meneguk anggur suci beraroma
Hingga hatimu tumbuh asri
Hijau ini untukmu putri


Catatan :
sejauh ini "puisi untuk putri" ini terdiri dari 4 sekuel diantaranya adalah :
sekuel pertama putih untuk putri
sekuel kedua biru untuk putri
sekuel ketiga merah untuk putri
sekuel keempat hijau untuk putri
silahkan klik masing-masing judul untuk membacanya. Trima Kasih.

Thursday 24 May 2012

MEGA RINDU



Mega Rindu

Aku hanya setitik goresan
Dalam sejarah berbagai tulisan
Aku berjalan menyusuri angan
Membanyangkanmu penuh kemuliaan
Kini sungguh aku begitu rapuh
Samar sudah bersih dan rusuh

Merindumu kian bertambah menggebu
Membanyangkan kau dalam kalbu
Sungguh sendiri aku berdiri
Diatas pijakan yang berduri
Lumpuh sudah aku tanpamu
Berjalan dalam alunan ragu

Merindumu bak memetik mentari
Empatimu dalam merasuki sanubari
Kini menatapmu hanya hati
Lenteramu kian pekat tertutupi

Lihatlah betapa aku terambang
Diantara berhiasnya para binatang
Terlampau pendek uluran tanganku
Untuk memeluk dan menggapaimu
Agar mesra kau mendekapku
Tunjukkan aku jalan di barisanmu

Sungguh kian bertambah rindu
Tunjukkan seberkas sinarmu
Agar aku tak lagi berimaji
Duhai namamu Yang Terpuji

Sunday 20 May 2012

SAAT GELAP



Saat Gelap

Di malam yang mulai gelap
kuharap kau segera terlelap
dalam mimpi penuh harap
dan doa yang teresap
di mimpimu aku akan hinggap
berharap akan kau tegap

jika malam ini harus gelap
aku ingin menjalani bersamamu
jika malam ini harus dingin
aku ingin berada dekat denganmu
jika malam ini harus sepi
aku tak ingin meninggalkanmu
dan jika malam ini aku selamanya terlelap
aku ingin bayangmu menemani

Friday 18 May 2012

SERIBU BEDA SATU JIWA


Seribu Beda Satu Jiwa

seribu warna satu pelangi
beribu kepala satu topi
sepasang tangan rapat menggenggam
menghadang penuh dendam
bersiap dengan sebilah pedang
menghujam mengadu bayang

seribu bias satu cahaya
seribu kata dalam satu tahta
beda nyaris semakin ketara
meski disatukan kian berbeda
banyak bias semakin indah
sejatinya kita sama melangkah

seribu jalan satu kebahagiaan
seribu harapan dalam satu impian
biarkan jalannya bersimpangan
mereka hanya mencari begawan
meski berjalan terlampau siang
kita ini sama-sama belulang

seribu hati satu cinta
seribu cemburu dalam satu kalbu
biarkan cinta di angkasa
karena ini kita jadi manusia
bukan mengadu tombak para pemburu
menumpas perbedaan jadi satu
kita ini sama-sama kelabu

entah hitam atau putih engkau
karena kita ini satu ibu
engkau selalu jadi saudara
seribu beda satu jiwa

Thursday 17 May 2012

SEBUTIR GARAM DI LAUTAN



Sebutir Garam Di Lautan

lelah sudah hilang asaku
mencair sudah kutub tekadku
ingin kurubah arah air
tapi semakin deras mengalir
ingin kuganti arah angin
tapi malah terlampau dingin

busuk sudah bekal kubawa
berjalan menunggu lama
ingin kuluruskan satu jalan
dan kubuang kerikil perlahan
tapi jengkalku hanya selangkah
tertatih dan hampir menyerah

letih sudah kubawa api
panas tapi tak menyinari
bosan sudah kubawa buku
tebal tapi tak berilmu

bercerminku pada hati
siapa aku hingga berani
menantang ombak hitam kehidupan
menyerang karang besi kenistaan

aku memang bukan sang sultan
hanya sebutir garam di lautan
dayaku hanya sekepal tanganku
usahaku hanya setapak kakiku

memang

tak bisa kurubah arah angin
tapi mampu kurubah arah layarku
tak bisa kurubah arah air
tapi mampu kurubah arah kemudiku

meski hanya sebutir garam
ku bertahan dilautan kejam

Thursday 10 May 2012

PUISI INGKAR UNTUK GURU



Puisi Ingkar Untuk Guru

Dahulu

Riwayatmu menjadi sejarahku
Ucapmu menjadi hikmahku
Empatimu menjadi kasihku
Belaianmu menjadi jalanku

Masih dahulu

Tak kau pedulikan peluhmu
Demi kami yang gelap terlelap
Tak kau pedulikan hidupmu
Demi hidup kami yang tak genap

Lagi dahulu

Kau angkat kami di pundakmu
Kau timang kami dalam pangkuanmu
Nyawamu ada di mimpi kami
Tubuhmu ada di masa depan kami

Hanya dahulu

Ketika aku tertimbun salah
Berlumur kerak pekat dosa
Sabarmu tak pernah lelah
Hanya senyum dan memanjat doa
Agar kami penuh berkah
Sampai kami membuka mata

Hingga dahulu

Terpatri namamu di dadaku
Semua hendakmu adalah tujuanku
Semua baktimu kini nafasku
Guru kau malaikat pendampingku

Namun kini

Melupakanmu adalah inginku
Berpisah denganmu lama kutunggu
Ceritamu hanya ala kadarnya
Tak wajib kami mengingatnya

Kini

Keluhanmu menjadi menggebu
Tak pedulimu nampak menggerutu
Kami hanya alat di genggammu
Untuk harta dalam anganmu

Masih kini

Kau pendam kami dengan hinaan
Kau tanam dalam jurang penyesalan
Hingga kami tak tau arti harapan
Buta menatap masa depan

Lagi kini

Kau tampar hati kami terbelah
Tubuh kami hingga merebah
Nurani kami remuk sudah
Tersemai dendam melimpah

hingga kini

Namamu sudah terlalu basi
Kami adalah hasil caci maki
Jadilah kami hewan berdasi
Dan kami saling benci

Satu harapku

Jadilah api dalam dinginku
Jadilah embun dalam kemarauku
Jadikan kami buah hatimu
Jadikan kami malaikat kecilmu

Wednesday 9 May 2012

MERAH UNTUK PUTRI


Merah Untuk Putri

Ku sampaikan kata sepatah
Meski nadanya berwarna merah
Bukan maksud hati menjarah
Tapi resapilah penuh hikmah

Ku tegaskan api ditungku
Bukan untuk membakarmu
Tapi mematangkan jiwamu
Menapaki hidup yang kian buntu

Ku goreskan tinta tajam
Bukan aku melukis dengan kejam
Tapi ingin kutambatkan ilmu
Terbungkus kasih berbalut rindu

Ku rangkaikan bara ditanganmu
Bukan untuk panas menyengat
Hanya secercah cahaya menemanimu
Akan memelukmu dengan hangat

Ku tuliskan puisi dengan darah
Bukan bekorban ku penuh luka
Hanya tanda cintaku tak terbantah
Rinduku penuh tercurah
Dan memudarmu yang tak ku rela

Meski terkadang aku membakar dada
Menyanyat berat berjuta rasa
Lihatlah kedalam nuranimu
Yang sekarang tertanam ukiranku
Meski kadang ku tersulut amarah
Namun itulah cinta bertuah

Agar kelak kau jadi Sang Istri
Merah ini untukmu putri





Catatan :
sejauh ini "puisi untuk putri" ini terdiri dari 4 sekuel diantaranya adalah :
sekuel pertama putih untuk putri
sekuel kedua biru untuk putri
sekuel ketiga merah untuk putri
sekuel keempat hijau untuk putri
silahkan klik masing-masing judul untuk membacanya. Trima Kasih.

Sunday 6 May 2012

BIRU UNTUK PUTRI



Biru Untuk Putri

Langit semakin nampak suntuk
Tapi masih saja menahan kantuk
Agar meneduhkanmu dengan sejuk
Hingga panas tak nampak buruk

Langit itu terus melangkah
Mengikutimu dengan pasrah
Agar kau tak sebatang kara
Menitih jalan melampaui derita
Agar berdirimu tetap tegak
Meski pijakanmu semakin rusak

Tengoklah langit menangis
Tertanda mendung gerimis
Kala kau melangkah jauh
Meretakkan angkasa utuh
Merobek cakrawala jenuh
Hingga surya tak mau tumbuh

Tataplah langit itu
Senyumlah dari dalam kalbu
Raih ia dengan nuansamu
Peluk dengan tangan batinmu

Kini langit semakin membiru
Meski banyak bersarang debu
Jagalah karena ia ilhamku
Agar kau kian berseri
Biru ini cahayamu putri




Catatan :
sejauh ini "puisi untuk putri" ini terdiri dari 4 sekuel diantaranya adalah :
sekuel pertama putih untuk putri
sekuel kedua biru untuk putri
sekuel ketiga merah untuk putri
sekuel keempat hijau untuk putri
silahkan klik masing-masing judul untuk membacanya. Trima Kasih.

Friday 4 May 2012

PUTIH UNTUK PUTRI



Putih Untuk Putri

selaput bersih terurai
cahayamu yang sungguh gemulai
lentik jemarimu mengalun sendu
suci dalam membelai kalbu
dalam senja yang kian bersinar
semakin bayanganmu berbinar

selendang ini yang kuberi
seputih yang ku ilhami
dari angin yang semakin bening
dalam orkestra gemercik air
mengalun dengan begitu hening
seakan semua tiada berakhir

sutra ini kurajut lirih
terjahitlah semua dalam kasih
meski kadang jarum berlari
berontak menebar perih
masih saja tersulam rapi
hingga tergambar untaian jernih

berdoaku dalam mimpi
jagalah segenggam sinar ini
simpan di hati hingga terpatri
putih ini untukmu putri



Catatan :
sejauh ini "puisi untuk putri" ini terdiri dari 4 sekuel diantaranya adalah :
sekuel pertama putih untuk putri
sekuel kedua biru untuk putri
sekuel ketiga merah untuk putri
sekuel keempat hijau untuk putri
silahkan klik masing-masing judul untuk membacanya. Trima Kasih.

Tuesday 1 May 2012

MEREKA MATI SURI


Mereka Mati Suri

Bumi ini lebih cepat berputar
Semesta pun kian melebar
Namun semua jalan nampak sesak
Hanya tersisa jalan setapak
Sempit rusak dan berkerak

Langit semakin jatuh merunduk
Mentari terlihat letih mengantuk
Lelah ia menerangi mereka
Yang senang berkubang pada senja
Menanam benih kebodohan
Yang dipupuk keacuhan

Mereka melihat sinar
Tapi hanya menunduk hingar
Mereka sadar mendengar
Tapi hanya semakin bingar
Mereka berceloteh sok benar
Tapi angkuh mengumbar

Masih acuh tak bersyukur
Dosa mereka kian terjemur
Kian saja menambah parah
Hanya bisa diam dan terpanah
Si dungu telah mendapat tahta
Si bebal telah menempati surga

Masih ada jalan mentari
Meski jauh dan masih sepi
Tapi mereka acuh tanpa arti
Ada yang datang membawa obor
Tapi mereka terlalu gemar kotor
Hanya buta dan mengekor

Adakah mereka peduli
Mereka telah mati suri