Setelah dia keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah
dengan orang lain, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya
ketika melamar pekerjaan menjadi bahan ejekan dan penghinaan. Dalam keadaan
sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di
bagian selatan kota ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya, para orang
dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja sampai malam baru pulang
kerumah, didalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal
sendirian.
Dia pergi kerumah tersebut mencongkel pintu utama membawa
sebuah pisau belati, masuk kedalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, “Siapa
itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya adalah teman papamu, dia memberikan
kunci rumah kepadaku.”
Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata,
“Selamat datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman
apakah engkau mau bermain sebentar dengan saya?” Dia memandang dengan mata yang
besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di
bawah tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuannya, langsung menyetujui.
Yang membuat dia sangat terheran-heran adalah anak yang
berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang
dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus
melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini, setelah selesai
bermain piano anak ini melukis sebuah lukisan yanag dapat dirasakan didalam
dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman, dunia anak
buta ini rupanya tidak kosong, walaupun lukisannya kelihatannya sangat
canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis
dengan sangat serius dan tulus.
“Paman, apakah matahari seperti ini?” Moore tiba-tiba
merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa
bulatan, “Matahari bentuknya bulat dan terang, dan warnanya keemasan.”
“Paman, apa warna keemasan itu?” dia mendongakkan
wajahnya yang mungil bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat
terik matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat
orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita
kekuatan.“
Anak buta ini dengan gembira dengan tangannya meraba ke
empat penjuru, “Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama
dengan warna senyuman paman.“ Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya
berbagai warna dan bentuk barang, dia sengaja menggambarkan dengan hidup,
sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar
ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan
pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa
waktu berlalu dengan cepat.
Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi
Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari
masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi, berdiri di hadapan Kay dia merasa
sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay, “Tuan dan
nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian, kalian adalah
orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya
buta, tetapi hatinya sangat terang, dia mengajarkan kepada saya banyak hal, dan
membuka pintu hati saya.”
Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di
universitas kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter.
Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi
mata Kay, sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini, kemudian Kay menjadi
seorang pianis terkenal, yang mengadakan konser ke seluruh dunia, setiap
mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk disebuah sudut yang
tidak mencolok, mendengarkan music indah menyirami jiwanya yang dimainkan oleh
seorang pianis yang dulunya buta.
Ketika Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya,
semangat dan kehangatan Kay kecil yang buta ini yang memberikan kehangatan dan
kepercayaan diri kepadanya, Kay kecil yang tinggal didalam dunia yang gelap,
sama sekali tidak pernah putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya, dia membuat
orang menyadari betapa besar vitalitas dalam hidup ini, vitalitas dan semangat
ini menyentuh ke dasar hati Moore.
Cinta dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan
niat melakukan kejahatan, sedikit harapan mungkin bisa menyembuhkan seorang
yang putus asa, atau bahkan bisa mengubah nasib kehidupan seseorang atau
kehidupan banyak orang, seperti Moore yang telah membantu banyak orang, ketika
mengalami putus asa maka bukalah pintu hatimu, maka cahaya harapan akan
menyinari hatimu.
0 comments:
Post a Comment
tulisakan komentar dengan sopan.